BOGOR — Minggu pagi (26/10) terasa lebih hidup bagi sekitar 20 peserta Bogor History Trip. Bersama komunitas Bogor History, mereka diajak menapaki jejak sejarah Kota Bogor melalui serangkaian kunjungan ke tiga lokasi bersejarah: Balai Kota Bogor, Bale Pakuan Padjadjaran, dan Museum PETA.
Perjalanan dipandu oleh Regi Irawan, pendiri sekaligus pemandu dari Bogor History, yang dikenal piawai membawakan kisah sejarah dengan gaya santai namun penuh makna.
*Balai Kota Bogor: Jejak Pemerintahan Hindia Belanda*
Kunjungan pertama dimulai di Balai Kota Bogor, yang berdiri megah di Jalan Ir. H. Juanda. Bangunan ini dibangun sekitar tahun 1868 pada masa pemerintahan Hindia Belanda dengan gaya arsitektur klasik Eropa yang khas. Dulu, gedung ini digunakan sebagai kantor Residen Bogor, dan kini menjadi pusat pemerintahan Wali Kota Bogor.
“Balai Kota Bogor bukan sekadar bangunan tua. Ia saksi perjalanan panjang pemerintahan lokal, dari masa kolonial hingga masa kini. Arsitekturnya merekam semangat zaman dan perubahan sosial yang terus berlangsung,” ujar Regi Irawan, saat menjelaskan kepada peserta di halaman gedung bersejarah tersebut.
*Bale Pakuan Padjadjaran: Dari Rumah Residen Hingga Kantor Gubernur*
Perjalanan dilanjutkan ke Bale Pakuan Padjadjaran, rumah dinas Gubernur Jawa Barat yang sarat nilai sejarah. Bangunan yang sebelum menjadi Bale Pakuan Padjadjaran adalah kantor Bakorwil Bogor ini awalnya mulai dibangun pada tahun 1821 sebagai Rumah Asisten Residen Buitenzorg. Asisten Residen adalah pejabat administrasi kolonial yang membantu Residen dalam menjalankan pemerintahan. Di bangun pada jaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda Godert.
Kini, Bale Pakuan menjadi salah satu bangunan penting milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bangunan ini juga sering digunakan oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) ketika berkantor di Bogor.
“Bale Pakuan adalah simbol kesinambungan antara masa lalu dan masa kini. Dari tempat tinggal pejabat kolonial hingga menjadi pusat aktivitas pemerintahan modern Jawa Barat, bangunan ini terus menjaga nilai historisnya,” jelas Regi.
*Museum PETA: Kisah Para Pembela Tanah Air*
Trip ditutup di Museum PETA (Pembela Tanah Air) di Jalan Jenderal Sudirman, salah satu situs paling bersejarah di Kota Bogor. Gedung ini awalnya dibangun pada tahun 1745 oleh pemerintah Belanda dan kemudian digunakan sebagai markas pelatihan tentara PETA pada masa pendudukan Jepang.
Kini, museum tersebut menampilkan 14 diorama perjuangan para tentara PETA, yang menjadi cikal bakal lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Melalui diorama dan koleksi peninggalan para pahlawan, pengunjung bisa memahami semangat patriotisme yang tumbuh dari Bogor untuk Indonesia.
“Di Museum PETA kita bisa melihat bagaimana perjuangan itu dimulai dari niat, semangat, hingga pengorbanan. Ini bukan hanya tempat belajar sejarah, tapi tempat untuk menumbuhkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia,” kata Regi menutup sesi perjalanan.
Salah satu peserta trip, Asyla, mengaku mendapat pengalaman berharga dari kegiatan ini.
“Ternyata Bogor menyimpan banyak cerita yang belum saya ketahui. Melihat langsung tempat-tempat bersejarah seperti ini membuat saya lebih menghargai perjuangan orang-orang terdahulu,” ungkapnya.
Melalui program Bogor History Trip, Regi berharap semakin banyak masyarakat yang mau mengenal sejarah kotanya sendiri.
“Kita tidak bisa mencintai apa yang tidak kita kenal. Maka, mengenal sejarah adalah langkah pertama untuk mencintai tanah kelahiran,” tutupnya dengan penuh makna.
Bagi yang ingin merasakan pengalaman seru menjelajahi tempat sejarah, budaya, dan kuliner khas Bogor bersama Bogor History Trip, tersedia berbagai pilihan destinasi menarik di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.
Hubungi: 0821-8959-3992 atau
📸 Instagram: @bogortriphistory1900
(Yd)
